AYCS.COM, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas meminta maaf kepada Yemima Swandina Alfa, pelajar
non-Muslim yang sempat terganjal dengan adanya aturan memakai jilbab di
SMPN 3 Genteng.
Anas mengajak Yemima Swandina Alfa sarapan bersama di Banyuwangi, Jawa
Timur, pada hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang, Senin,
(17/7/2017).
Bupati berusia 43 tahun itu menginstruksikan tak ada lagi sekolah yang
menerapkan aturan yang berpotensi mendiskriminasi siswa berdasarkan
latar belakang agama, suku, dan ras.
"Pagi ini saya undang yang bersangkutan untuk sarapan pecel rawon
bersama. Ada bapaknya juga, Pak Timotius. Saya sekaligus menyampaikan
permintaan maaf atas nama pemerintah daerah, karena bagaimana pun SMPN
adalah lembaga di bawah pemda. Dan mari kita jaga bersama-sama kerukunan
umat beragama di Banyuwangi. Saling menghargai kuncinya," ujar Anas.
Permasalahan ini, kata Anas, harus menjadi pelajaran bagi seluruh
aparatur sipil negara. Tidak hanya yang terkait bidang pendidikan, tapi
juga semua bidang. "Berjilbab untuk pelajar Muslim tentu tidak masalah,
tapi tidak boleh dipaksakan kepada pelajar yang beragama selain Islam.
Aturan sekolah tidak boleh mendiskriminasi, harus memberi ruang yang
sama tanpa memandang perbedaan SARA," kata Anas.
Anas pun kembali meminta semua pihak bisa saling menghormati perbedaan.
"Saya harapkan keberagaman kita ini menjadi keunggulan untuk membangun
daerah, bukan menjadi penghambat," kata Anas.
Terkait pimpinan sekolah yang membuat aturan diskriminatif, Anas telah
memerintahkan Dinas Pendidikan untuk mengambil langkah-langkah. "Dinas
Pendidikan mengkaji model peringatan dan pembinaannya. Minimal
peringatan keras. Saya juga minta Dinas Pendidikan me-review semua
aturan sekolah, jangan sampai ada yang keluar dari norma kebangsaan
kita," ujarnya dikutip Antara.
Seperti diketahui, kejadian kurang mengenakkan yang menimpa Yemima.
Setelah lulus dari SDN 5 Genteng, dia urung masuk SMPN 3 Genteng karena
ada aturan pewajiban mengenakan jilbab bagi seluruh siswi, sedangkan
Yemima adalah umat Kristiani. Hal itu sempat menjadi pembicaraan banyak
kalangan di Banyuwangi.
Anas langsung membatalkan aturan internal sekolah itu karena dinilainya
diterapkan secara serampangan tanpa melihat latar belakang agama
pelajar. "Saya harap ini yang terakhir. Kita ini di mana-mana menjaga
kerukunan umat agar tak terimbas masalah politik di Jakarta, kok ini
muncul aturan yang sensitif seperti ini," kata Anas.
Sementara itu, orang tua Yemima, Timotius Purno Ribowo, berterima kasih
atas respons Bupati Anas. "Sebenarnya saya sudah tidak ada masalah
dengan hal ini, tapi saya terharu dengan perhatian Pak Anas," kata dia.
Dalam kesempatan itu Anas memotivasi Yemima yang bercita-cita menjadi
bidan. "Harus serius ya belajarnya. Semoga terwujud cita-citanya menjadi
bidan," kata Anas yang disambut senyum malu-malu Yemima. Saat ini
Yemima telah diterima dan memulai pembelajaran di SMPN 1 Genteng yang
lebih favorit dan urung melanjutkan di SMPN 3 Genteng.
No comments:
Post a Comment