AYCS.COM – Aq menikah dengan istriku saat aq
berusia 27 thn dan istriku 21 thn. Istriku berasal dari keluarga yang
kurang berada, dan istriku anak yang ke empat dari lima bersaudara.
Berbeda dengan istriku, aq berasal dari keluarga yang cukup berada,
orang tuaku mewariskan sebuah usaha peternakan ayam yang cukup besar.
Orang tuaku tidak tinggal bersamaku, mereka tinggal bersama adik
perempuanku tinggal di kota, sedangkan adik laki-lakiku menetap di
singapore. Sebagai anak tertua aq yang mengurus peternakan dan
membiayai orangtuaku. Bapak mertuaku dulunya adalah seroang pegawai
bapak juga, dan istriku di jodohkan oleh orangtuaku, orangnya manis dan
penurut sehingga aq tak menolak sama sekali saat itu.
Sudah hampir 8 bulan ini kakak ke tiga istriku tinggal bersama kami,
karena dia tiap hari nebeng ke kota bekerja dengan mobil pengangkut ayam.
Dari lima bersaudara hanya iparku yang no tiga dan adik iparku belum
berkeluarga, kalau si bungsu emang masih duduk di bangku sekolah SMP,
tinggal bersama orang tuanya yang sudah sering sakit-sakittan.
Iparku no 3 yang tinggal bersama
kami bernama Ajeng dan bekerja sebagai akuntan di sebuah toko pakaian,
dibangdingkan dengan istriku dia memang kurang manis dan bodynya juga
agak gemuk, tetapi dadanya yang berukuran 37C sangat menggemaskan dan
rasanya ingin meremasnya setiap kali aq berpapasan dengannya.
Karena masih segan dengan istriku maka kutahan birahiku dengan si
Ajeng sampai pada suatu hari saat istriku berniat untuk membawa
orangtuanya berobat, aq langsung saja berlagak pahlawan dengan membiayai
istriku membawa orangtuanya berobat ke Jakarta dan tinggal bersama
dengan orang tuaku hingga orangtuanya benar-benar sehat dan tentunya
istriku setuju.
Sehari setelah keberangkatan istriku ke Jakarta langsung saja
kulaksanakan niat terpendamku, malamnya kuteguk sedikit whiski dan
pura-pura mabuk berjalan ke ruang keluarga di mana si Ajeng sedang duduk
nonton TV.
“Gimana Jeng, udah dapat pacar belum?” tanyaku
“Belum ada mas” jawabnya, meskipun posisinya sebagai kakak ipar tapi
umurku lebih tua empat thn darinya sehingga dia lebih sering memanggilku
‘Mas’.
“Kok belum punya sih, kamu kan cantik, masak nggak ada yang mau”
“Ihh mas Iwan bisa aja, gimanalah mas, aq di kantor duduknya bareng
istri bos, mana ada laki-laki yang berani nyamperin aq” jawab si Ajeng
yang menggeser agak jauh dariku saat mencium aroma alkoholku, tetapi aq
langsung aja meraih tanganya dan menarik tubuhnya ke pelukanku
“Jangan mas Iwan, mas mabuk” tanganya mencoba mendorong dadaku menjauh darinya.
Aq malah semakin kuat menariknya dan
tangan kiriku langsung meranggkul pinggangnya sehingga toketnya besarnya
itu menempel di dadaku.
“Mas udah lama menyukai kamu Ajeng, mas sayang kamu” bisikku
ditelinganya yang langsung aq cium dan jilati belakang kupingnya, terus
sampai ketengkuknya, si Ajeng menggelinjang pelan, sepertinya
menikmatinya karena suaranya semakin halus.
“Jangan mas Iwan, kamu suami adikku” aq tak memperdulikannya, kudekap
dia lebih erat lagi hingga tubuhnya lebih rapat lagi, kucium lehernya,
“Ohh..” erang Ajeng, meskipun dia mencoba meronta tapi tak sanggup
melawan tenagaku, karena aq hanya pura-pura mabuk.
Tangan kananku melepaskan cengkraman tangan Ajeng dan langsung kususupkan ke balik bajunya dan mengelus punggungnya.
“Aahh,… jangan mass” Ajeng meronta dan menjauhkan mukanya dariku,
tetapi gerakan itu justru memperlihatkan lehernya yang langsung kuciumi
dengan buas,, ” oohh… maass” tak tahan dengan gelinya Ajeng menunduk
kembali langsung saja kusambar bibirnya, kuhisap dan kucoba memasukkan
lidahku.
Mulanya terasa penolakan Ajeng yang tak mau membuka mulutnya dan
mencoba memalingkan wajahnya, tetapi tidak aq lepaskan ciumanku dan
kukulum bibir bawahnya dan kugigit pelan, akhirnya terasa olehku si Ajeng
menyerah saat lidahku berhasil masuk kedalam mulutnya dan bermain
dengan lidahnya, tidak ada lagi rontaan dan dorongan tangannya di bahuku
jadi elusan.
Kuelus lembut pinggangnya dan naik ke punggung hingga ke tali BH nya.
Hanya sekejap BH nya langsung terlepas, tangan kananku berpindah
mengelus toket besarnya dan dengan lembut kuremas-remas toketnya, terasa
kenyal dan sepertinya melebihi jari-jari tanganku. Kupilin-pilin puting
susunya dengan jariku.
“Emmpphhh…” Ajeng mengerang dalam ciuamnku
Kulepas ciumanku dan kusingkapkan bajunya, terpampanglah kedua buah dada besar tapi padat dengan dua puting susu kecilnya yang kemerahan,
langsung saja aq jilati toket kirinya dengan lembut hingga keputing
susunya dan kumainkan lidahku di puting susunya yang semakin lama
semakin keras, ku cium dan kuhisap putingnya dengan bibirku sambil sesekali
meremas.
“Aaghh.. emmh..” Erang Ajeng dan menggelinjang tubuhnya sepertinya dia sangat menikmati permainanku di dadanya.
Kepalaku yang menyusup dibalik bajunya berpindah dari kiri ke kanan
tanpa melepas jilatan lidahku, dan Ajeng kali ini sepertinya malah
menggeser tubuhnya agar aq lebih cepat berpindah, terasa olehku bajunya
sudah dibuka sendiri oleh Ajeng.
Tanganku mulai bergeser ke bawah mengelus pinggang dan perutnya dan
terus semakin ke bawah hingga ke celana si Ajeng yang cuma dengan ikatan
karet, kulorotkan celana beserta cd nya hingga terlepas, kulepaskan
permainan lidahku di dadanya agar bisa menjauh dan bisa melihat bagian
bawah tubuhnya, terlihat bibir kemaluannya yang kemerahan dan bulu-bulu
halus di atasnya, kuelus lembut kedua pahanya dan kucium perutnya,
kujilati bagian bawah pusarnya hingga bulu-bulu halus diatas
kemaluannya. Tangan kananku tetap meremas toket kirinya sementara tangan
kananku mengelus-elus pahanya, kucium kemaluannya dan dengan lembut
kujilati bibir kemaluannya hingga klit nya, kumainkan lidahku sekitar
daerah kemaluannya dan sesekali kugigit pelan bibir kemaluanya.
“Aarrghhh.. ohh.. ohhh..” erang Ajeng dan makin mengelinjang.
Lalu aq berdiri melepas bajuku sambil memandang mata Ajeng merem
melek, tangannya membantu melepas celanaku, matanya kemudian terbelak
saat melihat batang penisku yang sudah tegang mengeras., dia kemudian
menunduk sepertinya risih kurasa, kutuntun tangan kanan Ajeng ke batang
penisku dan jari-jarinya langsung aja memegang batang penisku, tanganya
mengelus lembut batang penisku hingga kebawah.
Tanganku lalu menyibak rambut Ajeng dan mengelus kepalanya lalu
perlahan-lahan kudorong kepala penisku hingga mulutnya menyentuh kepala
penisku, kudorong penisku hingga masuk ke dalam mulutnya, terasa olehku
lidah Ajeng yang bermain-main dengan kepala penisku, dikulum dan hisap
olehnya.
“Ooghh,.. aahhh..” kali ini aq mengerang keenakan oleh sensasi mulut si Ajeng.
Tanganku masih terus mengelus-elus kepala Ajeng saat ajeng mengulum
batang penisku, kudorong kepala ajeng hingga terasa penisku masuk lebih
dalam lagi ke mulut si ajeng. Aq biarkan Ajeng terus mengulum batang
penisku hingga dia melepaskannya dan menatapku, lalu aq berlutut dan
menciumnya, kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sementara tanganku
meremas-remas toketnya dan mengelus bibir kemaluannya.
Kurebahkan tubuh Ajeng di kursi sofa dan kuangkat kaki kirinya dan
kuletakkan di sandaran kursi sofa, sementara tangan kiriku mengangkat
kaki kanannya sehingga terlihat kemaluannya jelas menantang, perlahan
kutuntun batang penisku ke lubang kemaluannya, kusodokkan masuk sebagian
dari batang penisku ke lubang kemaluannya,.
Oghh.. sakit mass” erang Ajeng, rupanya ajeng masih perawan, terlihat olehku penisku yang memerah terkena darah perawan ajeng.
Kusodokkan lebih dalam lagi batang penisku dan terasa sekali jepitan
lubang kemaluan Ajeng, mencengkeram kuat dan berdenyut dinding
kemaluannya ke batang penisku. Kurebahkan tubuhku ke ajeng dan kudekap
dia, kubisikkan ke telinganya,
“Pejamkan matamu Ajeng, lupakan rasa sakitnya, nikmati sensasi lain,, ayo ajeng.. rasakan nikmat yang lainya kamu rasakan…”
“Egghh.. ssshhh…” desah ajeng yang sudah mulai merasakan sensasi
batang penisku di dalam lubang kemaluannya. “Aghh.. oohh.. iya mass” aq
mulai mengocok pelan, karena meskipun sudah terasa basah, kemaluan ajeng
masih keset dalamnya, cengkeraman dinding kemaluannya terasa sekali
olehku,.. sungguh nikmat sekali.
“Oghh.. ahhh..” erangku dan terus mengocok, kali ini aq makin
mempercepat kocokan keluar masuk penisku, sensasi yang terasa nikmat
sekali, semakin cepat aq mengocok semakin nikmat, luar biasa kemaluan
Ajeng.
“Oghh.. ohh.. nikmat mass.. ajeng merasa nikmat.. aghh,, aahhh..
kocok terus masshh” ajeng mengelinjang dan membiarkan lehernya ku cium.
Aq terus mengocok kemaluan Ajeng, sensasi yang dirasakan batang
penisku terus memuncak, makin nikmat, kami berdua terus merengah
menikmati kocokkan penisku, hingga saat aq terasa sampai puncak
kenikmatan, masih sempat aq mencabut hingga pejuhku nyembur di atas
perut Ajeng.
“Aagghhh.. ooohhh..” aq mengerang kenikmatan.
Ajeng pun lemas dan masih merem, sepertinya nggak mau kehilangan
kenikmatan barusan. Kuambil tisu di meja dan ku bersihkan darah perawan
Ajeng di batang penisku, lalu kubersihkan pejuhku di perutnya.
“Mas Iwan, apa yang sudah kita perbuat” tanya Ajeng yang sepertinya sudah sadar.
“Kita baru aja berpetualang mencari nikmat” jawabku sekenannya.
“Tapi ini kan seharunya nggak boleh terjadi, kamu kan suami adik kandungku”
“Ajeng.. kalau adikmu nggak tau kan nggak masalah, apa lagi
orangtuamu, jangan sampai mereka tahu” Ajeng terdiam sesaat mendengar
jawabanku dan terlihat meneteskan air mata.
Kupeluk dia dan kukecup keningnya dan kubisikkan,
“Ini rahasia kita berdua, kamu mengerti kan, pokoknya kamu tidak akan kutelantarkan”
Kutuntun dia menuju kamrku yang dilengkapi kamar mandi, disana kami
berdua membersihkan diri dan mandi air hangat. Kami berdua keluar dari
kamar mandi hanya dengan berbalut handuk, aq megambil hp ku dan
kukeluarkan sim card ku, lalu kuserahkan kepada ajeng yang duduk ditepi
ranjang.
“Aq tau kamu dari kemarin pengen hp seperti punyaku ini”
“Apa maksudnya mas” tanya Ajeng.
“Hadiah dariku buat kamu, jujur aja, aq juga sayang sama kamu”
“Bener Mas”
“Bener Ajeng, kamu cantik, dan kamu orangnya juga penurut, mas Iwan juga suka sama kamu” gombalku.
Terlihat senyum Ajeng dan dia menunduk malu, tak kusia-siakan
kesempatan tersebut, lalu aq duduk disebelahnya dan merangkul pundaknya,
Ajeng menyandarkan kepalanya ke dadaku, kukecup rambutnya, lalu saat
dia megadah menatapku, langsung kucium bibirnya dan tanganku langsung
melepaskan lilitan handuknya, kuremas toket besarnya dan kupilin-pilin
puitng susunya.
“Emmhh.. aahhh..” erang ajeng, lalu dia melepaskan ciumannya dan
tanganya melepaskan lilitan handukku, dia berdiri dan jongkok tepat
didepan penisku, di elus penisku lalu dikulumnya, kali ini aq mengerang
keenakkan dan merebahkan tubuhku ke ranjang, sesaat kemudian Ajeng
merangkak kaki ke ranjang dan mengambil posisi duduk diatas pahaku, dia
menggesek-gesekkan kemaluannya di pahaku,
“Oghhh.. emmhhh.. aq yang menggelinjang geli enak,
“Ajeng mainkan puting mas dengan lidahmu” Ajeng menurut dan memainakan puting susuku dengan lidahnya.
“Oohhh.. mmhhh.. aq menikmati permainan lidah Ajeng di puting susuku.
Tanpa merubah posisi aq menyuruh Ajeng memasukkan batang penisku ke
lubang kemaluannya, dengan posisi di atas tanganku bebas memainkan toket
besarnya, dan dengan posisi ini aq lihat Ajeng makin enjoy aja
merasakan sensasi ML, dia bergerak maju mundur, kanan kiri mencari
posisi ternikmatnya, aq juga merasakan nikmat tersendiri saat dia
memutar-mutar pinggulnya,
“Oghh.. aahhh… masshh Iwann…” erang ajeng menjatuhkan dirinya dan
menahan dengan tangganya, terpampang jelas toket yang besar bergerak
kanan kiri… kadang-kadang aq dengan dua tangan meremas-remas satu
toketnya baru terasa pas, sungguh luar biasa pemandangan di depanku saat
ini, ” Aghh.. oghh.. masshh.. nikmat sekali.. ohh mass.. nikmat… Ajeng
nggak tahan lagi.. ooohhhhhh…” erang Ajeng dan mengejang hebat.
Rupanya dia sudah meraih orgasme, Ajeng lalu berbaring disebelahku,
aq yang sudah hampir sampai puncak kenikmatan lalu mengarahkan penisku
ke mulut Ajeng. Kumasukkan penisku kedalam mulut Ajeng, kali ini aq yang
rebahkan tubuhku ke kepala ranjang dan tangan kananku menarik rambut
Ajeng sambil membuat gerakkan naik turun lembut tapi cepat, sesekali
tangan Ajeng mengocok batang penisku, hisapan mulut Ajeng terasa sekali,
“Aagghh.. oohhh… Ajenngg.. mass keluarr.. oorrgggg” tanganku tetap
menahan kepala Ajeng sehingga batang peisku tetap di dalam mulutnya dan
kusemburkan pejuhku di dalam mulutnya,
“Telan aja pejuhnya sayang.. nggak papa itu… mas lebih nikmat kalau
Ajeng hisap habis…” dan emang si Ajeng penurut betul, pejuhku di hisap
dan di telan semua,
“Oogghhhh… benar-benar nikmat Ajeng” kali ini aq yang berdesis kenikmatan.
Kucium si Ajeng agar dia tak merasa jijik sehabis menelan pejuhku. Malam itu kami berstubuh sekali lagi baru tertidur.
Kesokkan harinya kusuruh dia bolos kerja, tapi kami juga tak bisa
bersetubuh karena ada pembantu yang membersihkan rumah dan menyuci.
Siang harinya saat si pembantu pulang, kami langsung bertempur kembali
hingga paginya. Sejak hari itu Ajeng tidur dikamarku.
Iparku yang nomor satu atau kakak sulung istriku yang bernama Citra
sudah bersuami dan memilikki 1 anak. Naas belum seminggu Ajeng tidur
dikamarku ketauan olehnya yang saat itu masuk kerumah dan mendapati
Ajeng sedang mandi di kamar mandi kamarku.
“Apa-apan ini, kamu main gila ya Ajeng sama iparmu ini, sungguh
menjijikkan kelakuanmu ini” Citra memarahi Ajeng. “Dan kamu Iwan, dasar
laki-laki bejat, iparmu pun kamu tiduri. Bedebah”
“Sabar dulu Citra, jangan terlalu mendramasir masalah ini, lagian mau
apa kamu datang kesini” aq berusaha menenangkan suasana agar suaranya
tidak kedengaran tukang kebunku yang tinggal di gudang belakang, “Lagian
mau apa kamu kesini, adikmu lagi di jakarta, mau pinjam uang lagi yah”
sahutku.
Aq tau kalau Citra sering sekali meminjam uang dari istriku. Citra
seorang perempuan yang shopalholic, meskipun suaminya cukup berada
tetapi keuangan mereka masih di kontrol oleh mertua Citra. Guna
memuaskan hopi belanjanya dia sering sekali meminjam uang dari istriku.
Citra orangnya cantik seperti kelima bersaudara istriku, dia yang
paling tinggi, berleher jenjang dan berkaki panjang mirip arist luna
maya, dadanya tidaklah sebesar Ajeng, tetapi proposional, sesuai bodynya
yang langsing sehingga terlihat kecil.
“Kamu kesini mau bayar hutangkah” sindirku kepada Citra.
“Aq hanya mau ketemu sama Ajeng, tak taunya kalian main seorng”
Aq melangkah menuju brankas dan mengabil segepok uang 100ribuan dan melemparkan ke atas tempat tidur.
“Sudahlah pelankan suaramu, ambil uang itu dan tutup mulutmu atau
kuadukan ke suamimu masalah hutangmu dengan istriku” Ciut juga Citra
mendengar ancamanku dan melirik ke tempat tidur melihat segepok uang
yang kulempar.
Tanpa bersuara Citra melangkah mendekati tempat tidur mencoba meraih
uang tersebut karena terlalu tengah uang tersebut membuat Citra terpaksa
naik ke tempat tidur untuk meraih uang tersebut, saat itu Citra
menungging mengambil uang tersebut membuatku naik birahi melihat
pinggulnya yang indah bentuknya. Tanpa pikir panjang lagi aq langsung
melompat ke atas tempat tidur dan memeluk pinggangnya.
“Mas iwan jangan” jerit Citra.
“Diam aja kamu, Citra” agar tidak ribut langsung saja kucium mulut si
Citra dan mencoba memasukkan lidahku kemulut Citra, Citra terus
meronta-ronta berusaha menolakku, tetapi dia kalah tenaga olehku, karena
terus meronta, aq lepaskan ciumanku dan kubisikkan di telinganya.
“Diam aja dulu Citra, kalau kamu mau melayani aq akan sering kamu
terima uang segepok ini…” Citra tercengang sejenak, tak kusia-siakan
langsung saja kulumat bibirnya, dan sepertinya sudah tidak ada
perlawanan lagi, malah Citra membalas lumatanku dan melumat balik
bibirku.
Sementara si Ajeng terduduk bengong di tepi tempat tidur menyaksikan
aq dan Citra sakng melumat. Tanganku menyingkap gaunnya dan
mengelus-elus pahanya terus hingga ke CD nya dan kuselipkan jariku ke
dalam CD nya dan terus bergerilya jariku hingga ke lubang kemaluannya.
Jari tengahku kutusukkan ke lubang kemaluannya mencari-cari tonjolan
g-spotnya. Citra tak perlu lagi kupeluk erat, kurebahkan tubuhnya ke
tempat tidur dan mulai kuciumi lehernya hingga terus kebawah.
“Argghh.. ooghhh… Wannn.. udah benar wann…” erang Citra saat jariku menyentuh sebuah tonjolan dalam lubang kemaluannya.
Citra terus melenguh dan mengelinjang-gelinjang sementara jariku
terus bekerja. Kusingkap blusnya dan kuciumi atasan toketmya yang tak
tertutup BH. Kucabut jariku dari dalam lubang kemaluannya lalu melepas
baju Citra hingga hanya CD merahnya yang tertinggal, terlihat toketnya
yang masih padat meskipun puting susunya tidak kemerahan lagi. Aq pun
mulai menciumi terus memainkan dan meremas-remas toketnya, tangan yang
satu lagi menyeleip ke balik celana dalam merahnya dan kembali memainkan
tonjolan dala lubang kemaluannya.
“Aagghh… oohhh… Iwann.. nikmaatttt” Citra terus mengerang keenakkan.
Sementara Ajeng masih melihat dari samping tempat tidur. Aq lalu
melepas celana dalam Citra dan terlihatlah kemaluannya dengan bulu yang
lebat diatasnya. Aq lalu membuka pakaianku dan menarik tangan Citra
hingga dia dalam posisi duduk, lalu kusodorkan batang penisku, Citra
menciumnya dan menjilati dari bawah hingga kepala penisku berulan-ulang.
“Oghh.. oughhh..” aq merasakan sensasi yang benar-benar nikmat saat Citra menjilati dan memainkan kantong pelerku.
Lalu dikulumnya batang penisku, membuatku yang mengerang nikmat. Aq
berpaling ke arah Ajeng dan dia tersipu, lalu aq menarik tanganya dan
memeluknya, lalu kulumat bibir Citra dan tanganku mulai merayapi toket
35C nya.
Sementara sang kakak terus memainkan lidahnya di batang penisku,
lidahku juga mulai memainkan puting susu Ajeng sementara tangan yang
satu lagi meremas dan memainkan toket Citra. Citra lalu melepaskan
batang penislku dan aq juga melepaskan pelukanku dari Ajeng.
“Citra, kamu nungging yah…” ujarku tersenyum kepadanya.
Citra pun langsung mengambil posisi nungging memperlihatkan bongkahan
kemaluannya, kuarahkan batang penisku dan kutusukkan ke lubang memek
Citra, kedua tanganku meremas-remas pantat dan mendorong maju mundur
pinggulnya.
“Ajeng sayang,, peluk aq dari belakang” aq menatap ke Ajeng
sepertinya juga sangat terangsang. Ajeng lalu memelukku dari belakang,
menempelkan toketnya ke punggungnku, sementara tanganya mengelus dada
dan dia menciumi leher dan tengkukku sambil sesekali dia ke depan
memiankan lidahnya keputing susuku.
“Aahh.. oghhhh.. ayo sayang.. nikmat sekali” erangku kenikmatan sambil mengocok Citra yang menungging juga mengerang nikmat.
Lalu kubalas ciuman Ajeng dan melepaskan batang penisku dari lubang
kemaluan Citra, lalu aq merebah ke tempat tidur. Citra langsung
mengambil posisi memasukkan batang penisku ke lubang kemalaunnya, kali
ini dia duduk meghadapku, sehingga tanganku bebas meremas-remas
toketnya, sementara Citra menggerakkan pinggulnya naik turun, Ajeng
terus memiankan puting susuku dan terus menjilati dadaku lalu melumat
bibirku, benar-benar nikmat luar biasa aq malam ini, aq terus menerus
mengerang dan mendesah kenikmatan.
“Aaahhh.. oohhh.. oogghhh… aq keluar Iwannn” jerit Citra sambil
tubuhnya mengejang kuat, lalu mengeluarkan batang penisku dari lubang
kemaluannya.
Aq yang sedari tadi menunggu lalu mengambil alih posisi Citra dan
mulai memasukkan batang penisku ke lubang kemaluannya. Karena sudah
sangat terangsang, gerakan pinggul Ajeng sangat agresif dan cepat, aq
merasa nikmat sekali. Gantian Citra yang merebah di sebelahku dan mulai
mengelus-elus dan menciumiku;.
“Ohh.. ohh.. mas Iwan aq mau keluarrr.. oohhhh…” deah Ajeng.
“Aq juga sayang” sahuitku ” Ayo sayang goyang terusss.. ohh.. ohhh… Ajeng”
“Aq keluarr.. oohhhh..” Ajeng mengejang kuat.
Lalu aq mengarahkan kepala Citra ke arah batang peniskiu, tanpa
perlawanan Citra meraih penisku dan mengocoknya sambil mengulum dan
menghisap. Aq merasa nikmat sekali dan terasa sudah mau menyembur, maka
saat Citra sendang mengulum penisku kutahan kepalanya dan kusemburkan
pejuhku di dalam mulut Citra, sepertinya dia kaget dan mencoba
mendongakkan kepalanya tetapi aq tahan terus sehingga dia terpaksa
menghisap dan menelan pejuhku.
“Ooghhhh.. Citraa .. hisap terusss… Citraa nikmat sekaliii”
Lalu aq menariknya rebah di sebelahku dan kuciumi keningnya, lalu aq berpaling dan menciumi Ajeng yang rebah di atas dadaku.
Lalu kami bertiga menuju kamar mandi dan bertiga kami mandi air hangat, sambil mengusap dan saling menggosokkan sabun.
Keluar dari kamar mandi kami bertiga berstubuh lagi sekali baru kuantar pulang Citra ke rumah mertuanya.
Tuesday, February 21, 2017
New
About Unknown
Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates.
Dewasa
Label:
Dewasa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment